Sunday, November 27, 2011

IS GATHERING di TUGU PAHLAWAN 13 NOV 2011



Karya Eri Twinsmusic - Sidoarjo









Karya Bung Cartoon  - Surabaya









Karya Pakdhe Muchlis - Sidoarjo











Karya Wahyu Sigit Crueng - Sidoarjo










Karya Guruh Nusantara - Sidoarjo









Karya Nayaka Syahidah ( 5 Tahun ) - Sidoarjo










Karya drg. Ummi Latifah - Sidoarjo









Karya Indra Jeneb - Sidoarjo











Karya Arya Nanda - Sidoarjo
















Karya Pakde Yoes - Sidoarjo

Sunday, November 20, 2011

karya teman2 IS Sby/Sda Gathering #1 di kawasan Jembatan Merah

 "Jembatan Merah"
Karya :
Wahyu Sigit Crueng




 "Rumah Tua Jl. Karet Surabaya"
Karya :
Wahyu Sigit Crueng




 "Gerbang Kya Kya"
Karya :
Wahyu Sigit Crueng




 "Jembatan Merah & Gerbang Kya Kya"
Karya :
Naz Root Reagge




Friday, October 14, 2011






OLD HOUSE
rumah tua di jl. Karet Sby

Keberadaan rumah rumah jaman belanda di jalan karet memang menarik perhatian, 
 banyak juga yang memanfaatkannya untuk foto2 pre wedding ato sekedar jalan jalan
menikmati sisa sia keindahan arsitektur bangunan.
bukan hanya wisatawan lokal tetapi sesekali nampak wisatawan asing
juga ikut tertarik dan mengunjungi kawasan jl. Karet Surabaya ini.
Namun yang sangat disayangkan keberadaan bangunan tua itu terlihat banyak yang kurang terawat.







GERBANG KYA KYA 
di jl. Kembang Jepun Surabaya

Gerbang Aslinya dibangun pada era dimana banyak pedagang Tionghoa menjadi bagian dari napas dinamika Kembang Jepun, sebuah Gerbang kawasan yang bernuansa arsitektur Tionghoa ini pernah dibangun. Banyak fasilitas hiburan didirikan, bahkan ada yang masih bertahan hingga kini, seperti Restoran Kiet Wan Kie.
Pada zaman Belanda, pemerintahan saat itu membagi kawasan menjadi Pecinan di selatan Kalimas, kampung Arab dan Melayu di Utara kawasan itu, dengan Jalan Kembang Jepun sebagai pembatasnya. Bangsa Belanda sendiri tinggal di Barat Kalimas yang kemudian mendirikan komunitas "Eropa Kecil".
Jalan Kembang Jepun dulunya dinamakan Handelstraat (handel berarti perdagangan, straat artinya jalan), yang kemudian tumbuh sangat dinamis. Pada zaman pendudukan Jepang lah nama Kembang Jepun menjadi terkenal, ketika banyak serdadu Jepang (Jepun) memiliki teman-teman wanita (kembang) di sekitar daerah ini..




 JEMBATAN MERAH

Jembatan yang menghubungkan jalan Rajawali dengan jalan Kembang Jepun ini merupakan salah satu monumen sejarah di Surabaya, Jawa Timur
Semasa zaman VOC dahulu dinilai penting karena menjadi sarana perhubungan paling vital melewati Kalimas menuju Gedung Keresidenan Surabaya, yang sudah tidak berbekas lagi.
Kawasan Jembatan Merah merupakan daerah perniagaan yang mulai berkembang sebagai akibat dari Perjanjian Paku Buwono II dari Mataram dengan VOC pada 11 November 1743. Dalam perjanjian itu sebagian daerah pantai utara, termasuk Surabaya, diserahkan penguasaannya kepada VOC. Sejak saat itulah Surabaya berada sepenuhnya dalam kekuasaan Belanda. Kini, posisinya sebagai pusat perniagaan terus berlangsung. Di sekitar jembatan terdapat indikator-indikator ekonomi, termasuk salah satunya Plaza Jembatan Merah.
Perubahan fisiknya terjadi sekitar tahun 1890-an, ketika pagar pembatasnya dengan sungai diubah dari kayu menjadi besi. Kini kondisi jembatan yang menghubungkan Jalan Rajawali dan Jalan Kembang Jepun di sisi utara Surabaya itu, hampir sama persis dengan jembatan lainnya. Pembedanya hanyalah warna merah.



GEDUNG CERUTU
berada di jl. Rajawali 1-7 Surabaya

Karena gedung tersebut mempunyai menara seperti bentuk rokok cerutu, maka orang disekitarnya menamai gedung tersebut sebagai gedung cerutu. Fungsi dari gedung ini dulunya adalah kantor dan sekaligus digunakan untuk gudang. Gedung tersebut dibangun tahun 1916 oleh: N.V. Maatschappij Tot Exploitatie van Het Technish Bureau Gebroeders Knaud.




Gedung Internationale Crediet-en Handelsvereeniging “Rotterdam” (Rotterdam International Credit and Trading Association) yang akrab dengan sebutan Gedung Internatio atau kantor PT. Tjipta Niaga/PT Aneka Niaga sekarang Dirancang oleh biro AIA (pimpinan Ghijsels) dibangun pada th. 1927-1931. Gedung ini merupakan salah satu bangunan yang paling besar di daerah perdagangan sekitar Jembatan Merah yang terletak di pertigaan Hereenstrat dan Willemsplein (sekarang Jl. Jayengrono), selanjutnya gedung ini dikuasai oleh pasukan Sekutu. Pada tanggal 28 - 30 Oktober 1945 gedung ini dikepung oleh pejuang-pejuang Indonesia. Sewaktu berusaha menghentikan tembak menembak tersebut Brigjen Mallaby tewas terbakar dimobilnyaGedung Internatio, merupakan markas Pasukan Komandan Brigade ke-49 Inggris, yang bertugas di Surabaya. Di seberangnya, para pejuang Arek-arek Suroboyo berada di sekitar Jembatan Merah. Tembak-menembak sering terjadi antara kedua tempat itu. Pada tanggal 30 Oktober 1945, dengan berkendaraan beberapa mobil para anggota Kontak Komisi berusaha menuju gedung Internatio.

Wednesday, September 28, 2011

Selamat Datang..

Selamat bergabung teman-teman Indonesia's Sketchers di Surabaya dan Sidoarjo...
Silahkan mensketsa dan berbagi karya tentang tempat teman-teman di blog ini :)